Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

Buku Gratis Untuk Pengurus Masjid

Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah dalam rangka Bulan Ramadhan 1429 H, ingin memberikan WAKAF BUKU kepada masjid-masjid di Jabodetabek. Buku tersebut antara lain buku Khutbah Jumat Ekonomi Syariah (terbitan Agustus 2008) yang berisi tentang materi-materi khutbah jumat dengan materi ekonomi syariah, dan buku Materi Dakwah Untuk Ekonomi Syariah (terbitan Agustus 2008) yang berisi mengenai bahan rujukan dakwah tentang ekonomi syariah untuk para Mubaligh diseluruh Jabodetabek. Setiap masjid akan mendapatkan 3 paket buku (buku khutbah dan buku materi dakwah). Buku tersebut bisa diambil di sekretariat kami (Gd. Arthaloka Gf.05, Jl. Jend. Sudirman, Kav 2, Jakarta Pusat) dengan membawa surat pengantar dari Masjid yang bersangkutan. Wassalam M. Nadratuzzaman Hosen Direktur Eksekutif PKES lihat juga www.pkesinteraktif.com

Tiga Lelaki Berjiwa Malaikat

Malam Hari Raya Idul Fithri telah tiba. Kota Damaskus terang benderang oleh cahaya lampu beraneka warna. Takbir bergemuruh terdengar membahana. Dalam sebuah rumah yang sederhana, seorang wanita berjilbab putih, berkata kepada suaminya, ”Abu Abdillah suamiku, besok hari raya. Anak kita tidak memiliki pakaian baru seperti anak-anak tetangga lainnya. Ini semua disebabkan tindakan borosmu!” ”Aku tidak boros, aku hanya menginfakkan hartaku dalam kebaikan dan demi membantu orang-orang miskin yang membutuhkan. Ini bukan suatu pemborosan, Ummu Abdillah, ”jawab sang suami. ”Baiklah, kumohon sekarang, tulislah surat dan kirim kepada salah seorang sahabatmu yang baik dan ikhlas, agar mereka menyisihkan sebagian hartanya kepada kita. Jika keadaan kita membaik, insya Allah akan kita ganti.” Abu Abdillah memiliki dua teman karib yang berhati ikhlas. Mereka bernama Hamdi dan Usamah. Mendengar permintaan istrinya itu, dia segera menulis surat. Lalu, dia memberikan surat itu kepada pembantunya ag

Ramadhan Tiba, Saatnya Ngalap Pahala, Berkah, Rahmat, dan Maghfirah Allah Swt

Oleh: Zarkasih Hari ini umat Islam Indonesia dan dunia menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dengan sukacita. Bulan suci yang selalu dinanti-nantikan kehadirannya. Karena hanya hadir selama sebulan dalam setiap tahunnya. Bersukacita karena masih diberi kesempatan oleh Allah Swt mencicipi kenikmatan yang terkandung dalam bulan Ramadhan. Nabi bersabda: “Siapa saja yang senang dengan kedatangan bulan suci Ramadhan Allah haramkan jasadnya atas api neraka”. Kegembiraan ini bukan hanya sebatas bergembira saja, tetapi bergembira melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan suci Ramadhan. Allah Swt juga memberikan janji akan memberikan label takwa bagi pelaksana ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sebagaimana dalam firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian puasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” Dalam ayat ini, pengharapan Allah Swt kepada hamba-Nya adalah agar menjadi or

KH. Asmuni Abdurrahman:

Gambar
Industri Keuangan Syariah Butuh SDM yang Betul-Betul ‘Ngerti’ Syariah Jumat, 22 Agustus 2008 Yogyakarta , 22/08. Setelah disahkannya UU Perbankan Syariah oleh pemerintah, tantangan yang masih tersisa dalam pengembangan industri keuangan syariah, khususnya di industri perbankan syariah, adalah masalah sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di bank syariah. Dalam pandangan salah satu Anggota Dewan Syariah Nasional, KH. Asmuni Abdurrahman, sumber daya manusia di industri perbankan syariah perlu ditingkatkan kualitasnya, khususnya pemahaman mengenai prinsip-prinsip syariah yang berjalan di industri perbankan syariah. “Saat ini, baru ada 30% SDM di industri perbankan syariah yang betul-betul memahami syariah,” ungkap sosok yang kini juga sebagai staf pengajar Program Pasca Sarjana Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Labih dari itu, s

Bazigha dan Pesona Yusuf

Oleh: Nadirsyah Hosen Pada mulanya adalah sebuah kekaguman. Seorang wanita jelita nan kaya raya terpesona akan keindahan Yusuf alaihis salam yang ramai dibicarakan orang. Rasa kagum tersebut membawanya menemui sang pujaan. Mata menjadi silau dan bibir pun menjadi kelu; sorot mata sang pujaan menghujam kalbu sehingga kata-kata tak mampu melukiskan sebuah ketakjuban. Bazigha, demikian nama wanita tersebut, jatuh pingsan dibuai pesona dan keindahan Yusuf. Lepas dari puncak keterpesonaannya, Bazigha bangun dan berlutut seraya memuja ketampanan dan keindahan Yusuf. Yusuf melangkah mendekati Bazigha. Diringi senyumnya yang menawan Yusuf menasehati Bazigha, "Ketika matamu melihat keindahan dunia ini, sesungguhnya itu adalah sepercik tanda (ayat) tentang Dia. Makhluk yang indah hanyalah sekuntum bunga nan mekar di sebuah taman Allah yang luas tak bertepi. Jika matamu mampu melihat di balik kesempurnaan itu, tentulah engkau akan melihat bahwa kuntum bunga itu tak lain hanyalah cermin

Masjid Al-Inayah Cipedak, Jagakarsa

Masjid Al-Inayah Cipedak didirikan pada tahun 1956. Sebelum berdiri menjadi masjid, awalnya adalah sebuah musholla kecil yang tidak mampu menampung jamaah dalam jumlah yang besar. Selain itu, jarak dengan masjid terdekat untuk melaksanakan shalat Jumat cukup jauh. Sehingga, hal ini cukup menjadi ganjalan bagi warga RT 06/02 Kelurahan Cipedak, Jagakarsa. Maka dari itu, untuk mempermudah pelaksanaan ibadah bagi warga RT 06/02 Kelurahan Cipedak disepakati untuk membangun masjid. Pembangunan musholla menjadi masjid ini sangat didukung oleh warga setempat, warga yang memiliki tanah mewakafkan tanah dan yang memiliki uang mewakafkan dengan uang, sehingga pembangunan masjid Al-Inayah dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Setelah pembangunan selesai, masjid Al-Inayah dapat menampung jamaah sebanyak 400 orang, jauh lebih besar dibandingkan saat masih menjadi musholla.. Saat ini, kegiatan keagamaan warga RT 06/02 Kelurahan Cipedak dipusatkan di masjid Al-Inayah

Hah ada Bis Tanpa Sopir

lihat selengkapnya di www.pkesinteraktif.com

Jangan Bersedih Karena Rezeki Sulit

Yang memberi rezeki itu hanya satu, Allah Swt. Seluruh rezeki hamba itu berada di sisi-Nya, dan Dia telah mengatur semua itu. Sebagaimana Allah berfirman: ”Dan, di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu,” (QS. Adz-Dzariyat: 22). Jika kita tahu dan yakin bahwa yang memberikan rezeki itu adalah Allah Swt, maka mengapa kita harus menjilat, melakukan korupsi, dan menerima suap yang pada akhirnya itu merendahkan harga diri di hadapan orang lain hanya karena ingin memperoleh rezeki dari sesama manusia? Bukankah mereka juga mendapatkan rezeki juga dari Allah Swt? Allah Swt berfirman: ”Dan tidak ada suatu binatang melatapun di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezeki, ” (QS. Hud: 6). Dalam firman-Nya tersebut sudah sangat jelas bahwa Allah Swt akan memberikan rezeki kepada makhluk-Nya di muka bumi ini, tidak hanya manusia bahkan binatang melatapun mendapatkan rezeki sesuai yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Ini berarti kita

KH. ACHMAD SJAICHU

Gambar
(PENDIRI PESANTREN AL-HAMIDIYAH) Mendirikan pesantren untuk mengembangkan dakwah Islamiyah merupakan salah satu cita-cita luhur KH. Achmad Sjaichu (Almarhum). Sebagai orang yang sejak kecil hidup dan dididik di lingkungan pesantren, wajar saja jika KH. Achmad Sjaichu bercita-cita untuk mendirikan sekaligus mengasuh pesantren. Siapakah KH. Achmad Sjaichu, pendiri dan pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah ini ? KH. Achmad Sjaichu dilahirkan di daerah Ampel, Surabaya, pada hari Selasa Wage, 29 Juni 1921. Beliau putra bungsu dari dua bersaudara putra pasangan H. Abdul Chamid dan Ny. Hj. Fatimah. Pada usia 2 tahun Sjaichu sudah yatim, ditinggal wafat oleh ayahnya. Sepeninggal ayahnya, Achmad Sjaichu bersama kakaknya , Achmad Rifa'i, diasuh oleh ibunya dengan tekun dan tabah. Untuk memperoleh pendidikan agama, Sjaichu belajar kepada K. Said, guru mengaji bagi anak-anak di sekitar Masjid Ampel. Pada usia 7 tahun Sjaichu sudah menghatamkan Al-Qur'an 30 Juz. Selain belajar agama, Sjaich

KH. Ahmad Dahlan: Tokoh Pembaru Islam Indonesia dan Pendiri Muhammadiyah

Gambar
Lahir dengan nama Muhammad Darwis pada tahun 1868 M bertepatan dengan 1285 H, di Kauman, Yogyakarta. Ayahnya bernama KH. Abu Bakar bin KH. Muhammad Sulaiman seorang ulama dan khatib terkenal di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta saat itu yang jika diteruskan, maka garis keturunan KH. Ahmad Dahlan akan sampai ke Maulana Malik Ibrahim seorang wali besar dan salah satu wali yang berpengaruh di antara wali songo. Sedangkan ibunya Nyai Abu Bakar adalah putri KH. Ibrahim bin KH. Hasan, pejabat Kapengulon Kesultanan di Yogyakarta. Pendidikan agama pertama kali ia terima langsung dari orangtuanya. Saat itu kebiasaan anak-anak kiai Kauman adalah belajar ilmu Fiqh, Al-qur’an, tata bahasa Arab, seperti nahwu dan sharaf, hadis dan ilmu-ilmu lainnya, mereka pun belajar pencak silat. Karena saat itu kondisi masyarakat sekitar jika belajar di sekolah milik penjajah maka akan dicap sebagai kafir. Maka pusat kegiatan mereka dalam menimba ilmu adalah masjid atau surau. Pada umur 15 tahun, beliau per

Prof. Drs. H. Asjmuni Abdurrahman

Prof.Drs. Asjmuni Abdurrahman adalah profesor Hukum Islam dari IAIN (sekarang Universitas Islam) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beliau memiliki spesifikasi dan keahlian yang mumpuni dibidang ilmu fiqih maupun menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan ijtihad, tarjih , serta persoalan-persoalan kontemporer dalam hukum Islam. Profesor Asjmuni, begitu beliau disapa, baik oleh mahasiswa maupun koleganya di Muhammadiyah ataupun di kampus, merupakan sosok pribadi yang memiliki pengetahuan yang luas, kalem, sederhana, serius, serta selalu tegas dan lugas dalam keadaan apapun terutama bila berbicara mengenai ilmu fiqh maupun penentuan hukumnya. Prof. Drs. H. Asjmuni lahir di Yogyakarta pada tanggal 10 Desember 1931. Asjmuni mulai belajar di Sekolah Rakyat Muhammadiyah dan lulus tahun 1947. setelah itu, Asjmuni melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Guru dan Hakim Agama (SGHA) dan tamat pada tahun 1953. kemudian setelah tamat dari SGHA, Asjmuni melanjutkan ke perguruan tinggi, yaitu Fakultas Syariah

Kiai Cholil (1235 – 1343 H)

lihat sepenuhnya

KH. Hasan Basri (1920 – 1998)

klik di sini

Indahnya Hidup dengan 3 H

Islam memandang ”Halal” sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Allah Swt memerintahkan agar umat manusia selalu mencari sesuatu di muka bumi dengan yang halal dan menjauhi sesuatu yang haram, sebagaiman firman Allah Swt dalam Q.S Al-Baqarah ayat [2]: 168: Artinya: “Wahai manusia! Makanlah yang halal dan baik dari makanan yang ada di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu.” Halal yang akan dijelaskan di sini adalah Halal dalam memperoleh, Halal dalam mengkonsumsi dan Halal dalam memanfaatkan atau disebut dengan 3 H. Sedangkan saat ini, masih banyak orang yang terpaku pada Halal yang pertama yaitu Halal dalam memperoleh, tetapi melupakan Halal mengkonsumsi dan Halal memanfaatkan. Karena betapa pentingnya hidup halal ini, maka Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencanangkan secara nasional gerakan 3 H ini. Mari kita bahas 3 H ini. Halal yang pertama adalah Halal dalam memperoleh. Hala